19 Feb 2016

PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)


Sejarah Singkat PUIL

Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan PUIL 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL 2000 ini merupakan terbitan ke 4.

Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan sekarang tahun 2000, namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan singkatannya yang sama yaitu PUIL.

Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi “Persyaratan” dianggap lebih tepat karena pada perkataan “peraturan” terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuannya dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertian kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan sebab isinya selain mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.

Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964, publikasi atau terbitan standar IEC (International Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan utama disamping standar internasional lainnya. Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuk lebih mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun demikian dari segi kemanfaatan atau kesesuaian dengan keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacu pada standar dari NEC (National Electric Code), VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker) dan SAA (Standards Association Australia).

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi PUIL 1987 yang ditetapkan oleh Menteri Pertambangan dan Energi dalam Surat Keputusan Menteri No:24-12/40/600.3/1999, tertanggal 30 April 1999 dan No:51-12/40/600.3/1999, tertanggal 20 Agustus 1999. Anggota Panitia Revisi PUIL tersebut terdiri dari wakil dari berbagai Departemen seperti DEPTAMBEN, DEPKES, DEPNAKER, DEPERINDAG, BSN, PT PLN, PT Pertamina, YUPTL, APPI, AKLI, INKINDO, APKABEL, APITINDO, MKI, HAEI, Perguruan Tinggi ITB, ITI, ISTN, UNTAG, STTY-PLN, PT Schneider Indonesia dan pihak pihak lain yang terkait.

Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar merupakan padanan dari IEC 364-1 Part 1 dan Part 2 tentang Scope, Object Fundamental Principles and Definitions.

Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan banyak mengacu pada IEC 60364 Part 4 tentang Protection for safety. Bahkan istilah yang berkaitan dengan tindakan proteksi seperti SELV yang bahasa Indonesianya adalah tegangan extra rendah pengaman digunakan sebagai istilah baku, demikian pula istilah PELV dan FELV. PELV adalah istilah SELV yang dibumikan sedangkan FELV adalah sama dengan tegangan extra rendah fungsional. Sistem kode untuk menunjukan tingkat proteksi yang diberikan oleh selungkup dari sentuh langsung ke bagian yang berbahaya, seluruhnya diambil dari IEC dengan kode IP (International Protection). Demikian pula halnya dengan pengkodean jenis sistem pembumian. Kode TN mengganti kode PNP dalam PUIL 1987, demikian juga kode TT untuk kode PP dan kode IT untuk kode HP.

Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik, dalam IEC 60364 Part 3 yaitu Assessment of General Characteristics, tetapi isinya banyak mengutip dari SAA Wiring Rules dalam section General Arrangement tentang perhitungan kebutuhan maksimum dan penentuan jumlah titik sambung pada sirkit akhir.

Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik mengacu pada IEC 60364 Part 5: Selection and erection of electrical equipment dan standar NEC.

Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta komponennya merupakan pengembangan Bab 6 PUIL 1987 dengan ditambah unsur unsur dari NEC.

Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya tidak banyak berubah dari Bab 7 PUIL 1987. Perubahan yang ada mengacu pada IEC misalnya cara penulisan kelas tegangan dari penghantar. Ketentuan dalam Bagian 7 ini banyak mengutip dari standar VDE. Dan hal hal yang berkaitan dengan tegangan tinggi dihapus.

Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi khusus merupakan pengembangan dari Bab 8 PUIL 1987. Dalam PUIL 2000 dimasukkan pula klarifikasi zona yang diambil dari IEC, yang berpengaruh pada pemilihan dari perlengkapan listrik dan cara pemasangannya di berbagai ruang khusus. Ketentuan dalam Bagian 8 ini merupakan bagian dari IEC 60364 Part 7, Requirements for special installations or locations.

Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik. Pengusahaan dimaksudkan sebagai perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta proteksinya. Di IEC 60364, pemeriksaan dan pengujian awal instalasi listrik dibahas dalam Part 6: Verification. PUIL 2000 berlaku untuk instalasi listrik dalam bangunan dan sekitarnya untuk tegangan rendah sampai 1000 V a.b dan 1500 V a.s, dan gardu transformator distribusi tegangan menengah sampai dengan 35 kV. Ketentuan tentang transformator distribusi tegangan menengah mengacu dari NEC 1999.

Pembagian dalam sembilan bagian dengan judulnya pada dasarnya sama dengan bagian yang sama pada PUIL 1987. PUIL 2000 tidak menyebut pembagiannya dalam Pasal, Subpasal, Ayat atau Subayat. Pembedaan tingkatnya dapat dilihat dari sistim penomorannya dengan digit. Contohnya Bagian 4, dibagi dalam 4.1; 4.2; dan seterusnya, sedangkan 4.2 dibagi dalam 4.2.1 sampai dengan 4.2.9 dibagi lagi dalam 4.2.9.1 sampai dengan 4.2.9.4. Jadi untuk menunjuk kepada suatu ketentuan, cukup dengan menuliskan nomor dengan jumlah digitnya.

Seperti halnya pada PUIL 1987, PUIL 2000 dilengkapi pula dengan indeks dan lampiran lampiran lainnya pada akhir buku. Lampiran mengenai pertolongan pertama pada korban kejut listrik yang dilakukan dengan pemberian pernapasan bantuan, diambilkan dari standar SAA, berbeda dengan PUIL 1987.

Untuk menampung perkembangan di bidang instalasi listrik misalnya karena adanya ketentuan baru dalam IEC yang dipandang penting untuk dimasukkan dalam PUIL, atau karena adanya saran, tanggapan dari masyarakat pengguna PUIL, maka dikandung maksud bila dipandang perlu akan menerbitkan amandemen pada PUIL 2000. Untuk menangani hal hal tersebut telah dibentuk Panitia Tetap PUIL. Panitia Tetap PUIL dapat diminta pendapatnya jika terdapat ketidakjelasan dalam memahami dan menerapkan ketentuan PUIL 2000. Untuk itu permintaan penjelasan dapat ditujukan kepada Panitia Tetap PUIL.

PUIL 2000 ini diharapkan dapat memenuhi keperluan pada ahli dan teknisi dalam melaksanakan tugasnya sebagai perancang, pelaksana, pemilik instalasi listrik dan para inspektor instalasi listrik. Meskipun telah diusahakan sebaik-baiknya, panitia revisi merasa bahwa dalam persyaratan ini mungkin masih terdapat kekurangannya. Tanggapan dan saran untuk perbaikan persyaratan ini sangat diharapkan.

PUIL 2000 ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja keras dari seluruh anggota Panitia Revisi PUIL 1987, dan pihak pihak terkait lainnya yang telah memberikan berbagai macam bantuan baik dalam bentuk tenaga, pikiran, sarana maupaun dana sehingga PUIL 2000 dapat diterbitkan dalam bentuknya yang sekarang. Atas segala bantuan tersebut Panitia Revisi PUIL mengucapkan terima kasih sebesar besarnya.

4 Jan 2016

Istilah Teknis Ketenagalistrikan




Ampere Satuan Arus Listrik
APP Alat Pembatas dan Pengukur, alat milik PT PLN (PERSERO) yang berfungsi untuk membatasi penggunaan daya total dan mengukur pemakaian energi listrik
Asut Start
Asut Gelap Black Start, pengasutan suatu unit pembangkit yang dilakukan tanpa ketersediaan pasokan daya dari luar
Availability Factor (AF) Faktor ketersediaan, adalah perbandingan antara daya yang tersedia unit pembangkit pada waktu tertentu dengan daya mampu netto unit pembangkit tersebut

Daya tersedia unit pembangkit (MW
AF  =     ————————————-
DMN unit pembangkit (MW)
BBM Bahan Bakar Minyak
Biaya Beban Komponen biaya dalam rekening listrik yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung
Biro Instalatir Badan usaha penunjang tenaga listrik yang bergerak dalam pembamngunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan, yang sah terdaftar dan mendapat ijin kerja dari PT PLN (PERSERO)/Pemerintah
BK Biaya Keterlambatran, biaya yang dikenakan PT PLN (PERSERO) kepada pelanggan atas keterlambatan pembayaran rekening listrik
Blackout Padam
BP Biaya Penyambungan, biaya yang harus dibayar kepada PT PLN (PERSERO) oleh pelanggan atau calon pelanggan untuk memperoleh penambahan daya atau penyambungan baru
Capacity Factor (CF) Faktor kapasitas, adalah perbandingan antara jumlah produksi listrik selama periode operasi terhadap jumlah produksi terpasang selama periode tertentu (1 tahun)

Eg (MW-Hours)
CF  =  ——————————-
DMN (MW) * 8760 (Hours)
CT Current Transformer (Trafo Arus), alat untuk menurunkan arus listrik untuk keperluan pengukuran energi listrik atau untuk peralatan pengaman dan pengendalian listrik lainnya
Daya Tersambung Batas daya yang dapat digunakan oleh pelanggan setiap saat dan tercatat di PT PLN (PERSERO) serta menjadi dasar perhitungan Biaya Beban
Dispacher Pelaksana pengendali operasi
DMN Daya Mampu Netto, besarnya daya output pembangkit yang sudah dikurangi dengan pemakaian sendiri unit pembangkit tersebut
Gangguan Kejadian takterencana yang mengakibatkan kondisi abnormal dalam Jaringan (Grid)
GD Gardu Distribusi
GI Gardu Induk
GITET Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV)
GITO Gardu Induk Tanpa Operator
GT Gas Turbine PLTGU
GWh Giga Watt Hour (1 GWh=1.000 MWh)
Heat Rate Besar energi yang digunakan oleh unit pembangkit dalam memproduksi satu unit output. Contoh : jumlah energi untuk memproduksi energi 1 MWh (dinyatakan dalam GJ/MWh)
Heat Rate Curve Kurva yang menunjukkan konsumsi energi termal per-jam operasi pada tingkat output yang bervariasi (GJ/Jam)
Host Load Unit pembangkitan berbeban pemakaian sendiri
HSD High Speed Diesel Oil
Hz Hertz, satuan frekuensi listrik
IBT Interbus Transformer (500 kV/150 kV)
IDO Intermediate Diesel Oil
Island Operation Pembangkitan terpisah dari sistem dan beroperasi dengan beban di sekitarnya
JTM Jaringan Tegangan Menengah
JTR Jaringan Tegangan Rendah
Kabel TM Kabel (bawah tanah) Tegangan Menengah
Kabel TR Kabel (bawah tanah) Tegangan Rendah
kms Kilo Meter Sirkuit, satuan panjang jaringan tenaga listrik
kV Kilo Volt (=1000 volt)
kVA Kilo Volt Ampere (=1000 volt ampere)
kVARh Kilo Volt Ampere Reactive Hour, satuan energi listrik semu (reaktif)
kW Kilo Watt, satuan daya listrik nyata (aktif)
kWh Kilo Watt Hour, satuan energi listrik nyata (aktif)
Line Charging Pemberian tegangan ke saluran pengantar (transmisi)
Load Factor (LF) Faktor beban, adalah perbandingan antara beban rata-rata dalam suatu periode terhadap beban puncak yang terjadi pada periode tersebut

Beban rata-rata (MW)
LF  =  —————————
Beban Puncak (MW)
Load Faktor Ratio dari rata-rata output atau beban terhadap maksimum output atau beban dalam satu periode waktu
Load Shedding Pengurangan beban secara sengaja (otomatis / manual) dengan pemutusan beban tertentu karena kejadian abnormal, untuk mempertahankan integritas Jaringan dan menghindari pemadaman yang lebih besar
Losses Energi listrik yang hilang dalam inti Trafo dan konduktor penghantar/kabel di Jaringan
LWBP Luar Waktu Beban Puncak
Maintenance Schedule (MO) Skedul yang menunjukkan rencana outage pelaksanaan pemeliharaan
Merit Order Daftar unit pembangkit dengan urutan biaya operasi yang marginal, sudah termasuk pertimbangan : biaya start-up dan shut-down, minimum start-u dan waktu keluar, kendala bahan bakar, serta kendala operasi lainnya
MFO Marine Fuel Oil
MMBTU 106 British Termal Unit
MMSCF 106 Standard Cubic Foot, ( MM=106 )
MSCF 103 Standard Cubic Foot, ( M=103 )
MW Mega Watt                                 (1 MW=1.000 kW)
MWh Mega Watt-hour                        (1 MWh=1.000 kWh)
Outage Suatu periode waktu dimana pusat pembangkit, unit pembangkit atau bagian dari Grid, secara keseluruhan atau sebagian tidak beroperasi karena suatu kejadian yang terencana maupun tidak terencana
PJU Penerangan Jalan Umum, penerangan untuk jalan umum dan prasarana umum yang dipasang secara resmi oleh Pemda atau badan resmi lainnya, dan mendapat pasokan tenaga listrik dari PT PLN (PERSERO) secara legal
Planned Outage (PO) Pengeluaran unit pembangkit atau fasilitas jaringan selama kurun waktu tertentu yang diusulkan oleh pemakai Grid dan disetijui oleh UBOS-P3B
PLTA Pusat Listrik Tenaga Air
PLTD Pusat Listrik Tenaga Diesel
PLTG Pusat Listrik Tenaga Gas
PLTGU Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap
PLTM Pusat Listrik Tebnaga Mikro Hidro
PLTP Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi
PLTU Pusat Listrik Tenaga Uap
Pms Pemisah (disconecting switch)
Pms Tanah Earthing Switch
Pmt Pemutus tenaga (circuit breaker)
PPJ Pajak Penerangan Jalan, pajak yang dibayarkan oleh semua pelanggan PT PLN (PERSERO), dipungut oleh PT PLN (PERSERO) dan selanjutnya disetor ke Kas Pemda
PT Potentio Transformer (Trafo Tegangan), alat untuk menurunkan tegangan listrik yang diperlukan khusus bagi pengukuran energi listrik atau peralatan pengaman dan pengendali listrik lainnya
Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Control Centre (JCC)
Pusat Pengatur Region Region Control Centre (RCC)
Region 1 Region Control Centre untuk wilayah Jakarta dan Banten (Cawang)
Region 2 Region Control Centre untuk wilayah Jawaq Barat (Cigereleng)
Region 3 Region Control Centre untuk wilayah Jawa Timur dan DIY (Ungaran)
Region 4 Region Control Centre untuk wilayah Jawa Timur dan Bali (Waru)
Rel Busbar, bus
SAIDI System Average Interruption Duration Index (Indeks Lama Gangguan)
SAIFI System Average Interruption Frequency Index (Indeks Frekuensi Gangguan)
SCADA Supervisory Control And Data Acquisition
SFC Specific Fuel Consumtion
Shutdown Pengeluaran suatu unit pembangkit dari Jaringan
SKLT Saluran Kabel Laut Tegangan Tinggi
SKTT Saluran Kabel Tegangan Tinggi
SPK-TPA Citarum Sekretariat Pelaksana Koordinasi Tata Pengaturan Air Sungai Citarum
SR Sambungan Rumah
ST Steam Turbine PLTGU
Subregion Group Switching Centre
SUTET Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (500 kV)
SUTM Saluran Udara Tegangan Menengah (6 kV, 20 kV)
SUTR Saluran Udara Tegangan Rendah (220 V, 380 V)
SUTT Saluran Udara Tegangan Tinggi (70 kV, 150 kV)
TMA Tinggi Muka Air, ketinggian (meter) elevasi permukaan air waduk diatas permukaan laut
Total Blackout Situasi dimana Jaringan (Grid) padam total
Trafo Transformator
TWh Tera Watt Hour                         (1 TWh=1.000 GWh)
UBOS-P3B Unit Bidding dan Operasi Sistem – Pusat Penyaluran dan Pengatur Beban, Unit PT PLN (PERSERO) yang mengoperasikan dan mengendalikan Jarinagan (Grid) Jawa-Bali untuk Sistem Tenaga Listrik Jawa-Bali
UFR Under Frequency Relay, peralatan pemutus beban dengan pemicu awal (triger) besaran frekuensi
UJL Uang Jaminan Langganan, uang milik pelanggan yang dititipkan kepada PT PLN (PERSERO) sebagai jaminan
Utility Factor (UF) Faktor Penggunaan, adalah perbandingan antara beban puncak unit pembangkit pada periode tertentu dengan daya mampu netto unit pembangkit tersebut

Beban Puncak unit pembangkit (MW)

UF  = —————

DMN unit pembangkit (MW)
VA Volt Ampere, satuan daya listrik total (daya buta)
Volt Satuan tegangan listrik
Waduk Kaskade Citarum Waduk-waduk yang berada pada aliran sungai Citarum (Saguling, Cirata, Jatiluhur)
Watt Satuan daya listrik nyata
WBP Waktu Beban Puncak (jam 18.00 – 22.00)

Medan Listrik, adalah ruang dimana terdapat gaya bekerja bermuatan elektrik; medan listrik terdapat dekat benda-benda yang bermuatan elektrik dan terdapat antara dua hantaran yang mempunyai beda potensial satu sama lainnya. Satuan kuat medan listrik dinyatakan dalam volt per meter (v/m).
Berdasarkan standar IPRA (International Protection Radiation Association), dan  direkomendasikan WHO, batasan medan listrik yang aman bagi kesehatan manusia adalah 10 kV/m selama 2 jam per hari atau 5 kV/m selama 24 jam (diperuntukkan bagi publik). Dan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, kuat medan listrik dibawah SUTT dan SUTET di Indonesia berkisar 0,25 kV/m.

Medan Magnit, adalah ruang dimana terdapat gaya elektrik dan gaya magnet; medan magnet yang membangkitkan arus elektrik disekeliling penghantar. Satuan kuat medan magnet dinyatakan dalam Tesla atau milli tesla, sering pula digunakan satuan Gauss atau milli Gauss. (1 T = 1000 mT; 1 G = 1000 mG; dan 1 T = 10.000 G).
Berdasarkan standar IPRA (International Protection Radiation Association), dan  direkomendasikan WHO, batas maksimum intensitas medan magnet yang diperbolehkan ialah 0,1 mT untuk jangka waktu 24 jam (diperuntukkan bagi publik).

AC/DC. Tanda bahwa suatu alat dapat menggunakan arus bolak-balik atau arus searah.

Anggaran (budget). Jumlah dana yang disediakan atau direncanakan.

AMDAL. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan.

APAR. Alat Pemadam Api Ringan.

ASH. Debu sisa bakaran.

Asuransi. Penjaminan atas kerugian jiwa maupun harta, dengan prinsip ‘affordable risk’ (risiko yang mampu ditanggung), yaitu dengan membayar premi (premium).

Audit Keuangan. Proses penilaian masalah keuangan.

Audit Kinerja. Proses penilaian masalah kinerja perusahaan.

ATK. Alat Tulis Kantor.

Bar Chart. Diagram berbentuk balok, biasanya untuk menggambarkan jadwal pekerjaan.

Basic Design. Rancangan dasar.

Biaya Operasi. Biaya untuk pengoperasian.

Biaya Produksi. Biaya untuk proses produksi.

Big Bond. Jaminan dari bank untuk dapat mengikuti tender.

Bidding. Proses pelelangan untuk mengerjakan atau pengadaan suatu barang atau jasa.

Blueprint. Cetak biru, gambar salinan (copy) dari suatu rancangan pada kertas berwarna biru.

Bonus. Insentif yang diberikan, biasanya berdasarkan prestasi, kesetiaan, dan dedikasi.

Busbar. Batang conductor, biasanya terbuat dari lempeng tembaga panjang.

Commissioning. Uji coba, setelah proyek dinyatakan selesai dilakukan pengujian terhadap fungsi-fungsi seluruh peralatan yang ada apakah sesuai spesifikasi atau tidak.

Cubicle. Komponen listrikpada gardu listrik sebagai alat kontak, biasanya berbentuk kubus.

Earthing. Grounding, Pembumian.

Ekuiti. Penyertaan modal.

Emergency Exit. Jalan keluar darurat.

Eskalasi. Kenaikan harga.

Fatal Accident. Kecelakaan yang mematikan.

Feasibility Study (Studi Kelayakan). Digunakan untuk menilai apakah suatu kegiatan patut dilaksanakan atau tidak.

Feeder Cable. Kabel pengisian/sumber daya.

Fly Ash. Debu terbang. Partikel kecil yang beterbangan keluardari cerobong asap.

Fuse. Sekering.

Grey Area. Wilayah/daerah/aktivitas yang belumjelas penanggung jawabnya, daerah abu-abu.

Hertz (Hz). Satuan frekuensi, 1 Hz = 1 siklus per detik.

Inbouw Dus. Kotak yang ditanam pada dinding atau lantai bangunan yang merupakan bagian dari perangkat stop kontak, sakelar, dll.

Inflasi. Kenaikan harga barang.

Inclaring. Proses pengeluaran barang impor dari pabean.

Invitation To Bid. Ndangan untuk mengikuti proses pelelangan pekerjaan atau pengadaan barang dan jasa.

IP. Kode proteksi terhadap kemungkinan penyusupan debu atau air dari luar ke dalam instalasi listrik yang peka. Semakin besar angka semakin baik proteksinya, misalnya IP66 lebih baik dari IP65.

Konsultan Manajemen Konstruksi (MK/CM). Konsultan yang bertugas mengkordinasikan seluruh konsultan yang bekerja untuk suatu proyek, dan mengelola proyek sesuai jadwal, biaya, cakupan dan kualitas yang diinginkan pemilik proyek; untuk gedung bertingkat tinggi biaya konsultan MK/CM sebesar 1,3% x nilai nilai proyek.

Konsultan Mekanikal/Elektrikal (M/E). Konsultan yang disewa untuk merancang keperluan mekanikal dan Elektrikal (M/E) bangunan, termasuk gambar rinciannya. Untuk gedung bertingkat tinggi biaya jasa konsultan M/E kurang lebih sebesar 0,9% dari keseluruhan nilai proyek.

Mark Up. Dinaikkan, harga yang telah dinaikkan untuk mendapatkan laba.

MCB. 1) Moulded Circuit Breaker; 2) Main Circuit Breaker.

MCCB. Moulded Case Circuit Breaker.

MDP (Main Distribution Panel). Panel Distribusi Utama.

Megger. Singkatan secara mudah dari MegaOhm Meter, alat yang dipakai untuk mengukur tingkat  tahanan suatu konduktor dalam satuan yang besar.

Multimeter. Alat pengukur beberapa satuan listrik, Volt, Ampere, Ohm.

Natural Gas. Gas alam.

NEC (National Electrical Code). Peraturan listrik nasional (Amerika Serikat)

OSHA (Occupational Sfety and Health Administration). Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Amerika Serikat)

Outbouw. Menonjol keluar dari bidang bangunan.

Over time. Lembur, bekerja diluar jam kerja normal, dibayar dengan perhitungan tertentu.

Perangkat Lunak. Perangkat yang tidak dapat diraba, khusunya menyangkut hasil kerja kecerdasan manusia, misalnya program computer, desain, dan lain-lain.

Performance Appraisal. Penilaian kerja pegawai.

Progress Report. Laporan kemajuan, berisi informasi hal-hal yang telah dicapai hingga laporan tersebut dibuat, biaya yang telah dikeluarkan, masalah yang ada, dan laporan ini akan dibaca oleh owner.

Project. A temporary endeavor undertaken to create a unique product or service (definition by Project Management Institute); kegiatan temporer yang dilaksanakan untuk menciptakan produk atau jasa yang unik. Temporer, karena mempunyai batas waktu yang jelas jika tujuan telah tercapai; unik karena sesuatu yang dibuat/dikerjakan belum pernah ada yang persis sama.

PUIL 1987. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia tahun 1987.

Power Transformer. Trafo daya.

Qualified Person (OSHA Spec.) Seseorang yang karena pendidikannya, sertifikasinya, dan pengalamannya berhasil membuktikan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam pekerjaannya.

Quality (ISO 8402 : 1994). Karakteristik menyeluruh dari suatu benda/jasa berkaitan dengan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tertulis maupun tidak tertulis.


Quality Control. (ISO 8402 : 1994). Aktivitas dan teknik operasional yang digunakan untuk memnuhi kebutuhan akan mutu.

Redundancy. Peralatan cadangan dengan kapasitas yang sama besar dengan yang dioperasikan.

Safety Belt. Sabuk pengaman, yang hanya mengikat pinggang.

Safety Briefing. Pertemuan singkat membahas masalah keselamatan, biasanya dilakukan beberapa saat menjelang kerja.

Safety Rules. Peraturan Keselamatan.

Server. Suatu jaringan computer, CPU yang berfungsi melayani seluruh kebutuhan unit-unitnya.

Shift. Bergesr, Giliran bertugas.

SIKA. Surat Ijin Kerja, bagi kontraktor instalasi listrik setelah melalui pengujian.

Solar Cell. Sel pembangkit listrik energi matahari.

Specification. Instruksi tertulis yang menyertai gambar serta menjelaskan jenis dan kualitas dari bahan atau pengerjaan suatu barang atau konstruksi.

SPK (Surat Perintah Kerja). Semacam dokumen kontrak yang menyatakan bahwa suatu pihak memberikan perintah kerja kepada pihak kedua dengan spesifikasi tertentu dan dengan nilai pembayaran tertentu.

Switch. Sakelar, alat untuk menyalakan atau mematikan peralatan listrik.

Visi. Pandangan ke depan.

Wave Length. Panjang gelombang.

DIL. Data Induk Langganan.

AMR. Automatic Meter Reading. Sistem pembacaan meter jarak jauh secara otomatis, terpusat, dan terintegrasi dari ruang kontrol melalui media komunikasi telepon publik (PSTN), telepon selular (GSM), PLC atau frekuensi radio, menggunakan software tertentu tanpa terlebih dulu melakukan pemanggilan (dial up).

PESAT (Pelayanan Satu Tempat). Produk layanan One Stop Service PLN Distribusi Jakarta & Tangerang yang memudahkan bagi pelangan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan listrik di satu tempat, yaitu di Unit Pelayanan.

PELANGI (Peduli Pelangan Inti). Produk pelayanan individual One To One Marketing dari PLN Distribusi Jakarta & Tangerang terhadap pelanggan besar yang memberi kontribusi besar bagi pendapatan PLN.

Call Center 123. Pusat pelayanan informasi dan gangguan melalui melalui telepon 123.

PRAQTIS. Pembayaran Rekening Listrik Fleksibel dan Otomatis (On Line). Produk layanan PLN yang memudahkan pembayaran rekening listrik melalui bank dan ATM.

PUKK. Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi. Program yang  bertujuan mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan potensi usaha kecil dan koperasi masyarakat.

CD (Community Development). Program peduli lingkungan.

FOCUS (For Customer Satisfaction) 100 dan 5000.  Program PLN Distribusi Jawa Barat yang memberikan pelayanan khusus terhadap 100 pelanggan besar/potensial dan 5000 pelanggan biasa (non potensial) melalui Account Executive/Account Manager. Sehingga dapat membangun terbentuknya Customer Intimacy dan Customer Relationship Management dengan pelangan.

PDKB Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.
PDKB TR/TM –   Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan pada Tegangan Rendah/Tegangan Menengah
PDKB TT/TET –   Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan pada Tegangan Tinggi/Tegangan Ekstra Tinggi.

PLN, Alamat  
PT PLN (Persero)
Kantor Pusat
Jl. Trunojoyo Blok M I – 135 Jakarta 12160
Telepon: (021) 7261875; 7261122; 7262234; 7251234; 7250550
Fax: (021) 7221330, 7397428
E-mail: webmaster@pln.co.id
Home page: www.pln.co.id
PT PLN (Persero)
Jasa Teknik Kelistrikan
Jl. Listrik Negara, Duren Tiga, Jakarta Selatan 12760
Telepon: (021) 7973774, 7980190, 7989982 (hunting)
Fax: (021) 7991762, 7975414
E-mail: dsijtk@plnjtk.co.id
Home page: www.plnjtk.co.id
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan
Jl. HR Harsono RM No. 59, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550
Telepon: (021) 7811292, 7811293, 7800832
Fax: (021) 7811294, 7811295
E-mail: diklat@pln-jasdik.co.id
Home page: www.pln-jasdik.co.id
PT PLN (Persero)
Jasa Enjiniring
JL. KS Tubun I/2, Jakarta 11420
Telepon: (021) 5638644, 5638642, 5638651, 5638662
Fax: (021) 5638661, 5638658
E-mail: plnje@plnje.co.id
PT PLN (Persero)
Jasa dan Produksi
Jl. Raya Dayeuhkolot Km 09
Telepon: (022) 5202929, 5223860, 5230679, 5223861 (GM)
Fax: (022) 5207146
E-mail: market@pln-jp.co.id
Home page: www.pln-jp.co.id
PT PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
Krukut – Limo, Cinere 16514, Kotak Pos 159 CNR, Jakarta Selatan
Telepon: (021) 7543566, 7542646
Fax: (021) 7542516, 7543661
E-mail: plnp3b@pln-jawa-bali.co.id
Home page: www.pln-jawa-bali.co.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Nangroe
Jl. TH. Mohd Daud Beureueh No. 172 ACEH DARUSSALAM BANDA ACEH – 23124
Telepon: (0651) 22188 (Hunting 10 Saluran), 34388 (PW)
Fax: (0651) 21516, 31771
PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatra Utara
Jl. K.L Yos Sudarso No. 284 MEDAN 20115 Kotak Pos 2000
Telepon: (061) 6615155, 6613795, 6614061, 6614630
Fax: (061) 6613789
PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Barat
Jl. Dr. Wahidin No. 8 PADANG
Telepon: (0751) 33446-49, 31779, 34717, 33566 (GM)
Fax: (0751) 29540, 31565
E-mail: plnw3@indosat.net.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Riau
Jl. Singgalang No. 17 PEKAN BARU
Telepon: (0761) 885454, 853377 (Gm)
Fax: (0761) 37096
PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
Jl. Kapten A Rivai No. 37, PALEMBANG 30129
Telepon: (0711) 35855, 358871,  358893, 358358
Fax: (0711) 356759, 310376
PT PLN (Persero)
Wilayah Bangka Belitung
Jl. Jend Sudirman No. 180, PANGKAL PINANG
Telepon: (0717) 422281, 422713 (Hunting), 43776
Fax: (0717) 439043
E-mail: wilusbabel@yahoo.com
PT PLN (Persero)
Wilayah Lampung
Jl. Gatot Subroto No. 30 Bandar LAMPUNG
Telepon: (0721) 487385, 487418 (Hunting)
Fax: (0721) 487397
E-mail: ktrwil@plnlpg.co.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Kalimantan Barat
Jl. Adi Sucipto KM 7,3 Sei Raya, PONTIANAK
Telepon: (0561) 722037 (Hunting), 721960 (PW)
Fax: (0561) 721395
PT PLN (Persero)
Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
Jl. Panglima Batur Barat No. 1 BANJAR BARU 70711
Telepon: (0511) 772520, 772633, 772564, 773575 (GM)
Fax: (0511) 772442
E-mail: pln6pw@telkom.net.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Kalimantan Timur
Jl. M.T Haryono No. 348 BALIKPAPAN
Telepon: (0542) 871559
Fax: (0542) 871558
PT PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah
Jl. Bethesda No. 32, MANADO 95116
Telepon: (0431) 863644, 863651, 862644, 862444 (PW)
Fax: (0431) 863660
PT PLN (Persero)
Wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
Jl. Letjend. Hertasning Blok B, MAKASAR 90222
Telepon: (0411) 444488 (Hunting 7 Saluran)
Fax: (0411) 444800
PT PLN (Persero)
Wilayah Maluku
Jl. Dipenogoro No. 2 AMBON 97127
Telepon: (0911) 31180, 354696 (PW), 311927 (DBISAD)
Fax: (0911) 310910
Home page:plnwillX@ambon.wasantara.net.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Papua
Jl. Jend. A. Yani No. 18, JAYAPURA 99111
Telepon: (0967) 533981, 533891, 532121, 534691 (PW)
Fax: (0967) 534694, 532145
Home page: http://www.pln.X.co.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Nusa Tenggara Barat
Jl. Pnji Tilar Negara No. 209 MATARAM 83115
Telepon: (0370) 634401, 643123, 633339 (GM)
Fax: (0370) 634401
E-mail: plnntb@mataram.wasantara.net.id
PT PLN (Persero)
Wilayah Nusa Tenggara Timur
Jl. Cak Doko No. 50B, KUPANG
Telepon: (0380) 833971, 833969 (mnj)
Fax: (0380) 822100
PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur
Jl. Embong Trengguli No. 19-21, SURABAYA 60271
Telepon: (031) 5340651 s.d 5340655, 5340997 (GM)
Fax: (031) 5310057, 5461753
PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
Jl. Teuku Umar No. 47, SEMARANG
Telepon: (024) 8411991 (Hunting).
Fax: (024) 8412268
PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Barat dan Banten
Jl. Cikapundung Barat No.2, BANDUNG 40111
Telepon: (022) 4230747 (hunting), 4206287 (GM)
Fax: (022) 4230822, 4240834
Home page: www.pln-jabar.co.id
PT PLN (Persero)
Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
Jl. M.I.R Rais No. 1, JAKARTA 10110
Telepon: (021) 3455000, 3454000, 3848920 (GM)
Fax: (021) 3456694, 3863812 (GM)
PT PLN (Persero)
Distribusi Bali
Jl. Letda Tantular No.1, DENPASAR 80134
Telepon: (0361) 221960 s.d 221963, 221965 s.d 221968
Fax: (0361) 227101
E-mail: webmaster@plnbali.co.id
PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara
Jl. Listrik No.12 MEDAN 20112
Telepon: (061) 4579900
Fax: (061) 4576700
E-mail: plnksu@idola.net.id
PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan Jl. Demang Lebar Daun No. 375 PALEMBANG
Telepon: (0711) 374951 s.d 374955
Fax: (0711) 374958, 374959
E-mail: kitlurss@plg.mega.net.id
PT PLN (Persero)
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh
Jl. Dr.Cipto No.12 MEDAN
Telepon: (061) 4144151, 4143633, 4149259 (PPI)
Fax: (061) 4144153
PT PLN (Persero)
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Bengkulu, Bangka, Belitung, Sumatera Barat, dan Riau
Jl. Residen Rozak No. 2180, Sekojo PALEMBANG
Telepon: (0711) 719103 Hunting, 719919, 719920, 719943
Fax: (0711) 719102
E-mail: pikitring@plg.mega.net.id
PT PLN (Persero)
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara
Jl. Slamet No.1 Candi Baru SEMARANG 50232
Telepon: (024) 8310060 (Hunting), 8310082, 8443266 (PPI)
Fax: (024) 8317241, 8440963
PT PLN (Persero)
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan
Jl. M.T Haryono No. 386, Kotak Pos 210 Ring Road, BALIKPAPAN 76114, KALTIM
Telepon: (0542) 871559, 871855, 872192 (PPI)
Fax: (0542) 871558, 871565
E-mail: pikitringkal@balikpapan.wasantara. Net.id
PT PLN (Persero)
Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sulawesi
Jl. Letjend. Hertasning, Panakukang, MAKASSAR
Telepon: (0411) 452519, 452320, 452521, 457216 (PPI)
Fax: (0411) 444339
E-mail: pikitsul@indosat.net.id
PT PLN (Persero)
Proyek Pusat Listrik Tenaga Air Kali Brantas
Jl. Meganti No. 312 Kotak Pos I/SBKD Surabaya 60402
Telepon: (031) 7660488, 339645, 339547
Fax: (031) 7660488
PT Indonesia Power Jl. Jend. Gatot Subroto kav.18 Jakarta Selatan 12950
Telepon: (021) 5267666
Fax: (021) 5251923, 5252623
Home page: www.pjb1.co.id
PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali Jl. Ketintang Baru No.11 , SURABAYA 60231
Telepon: (031) 8283180 (12 Saluran)
Fax: (031) 8291280
E-mail: plnpjb2@rad.net.id
PT Pelayanan Listrik Nasional Batam Jl. Engku Putri, Batam Centre BATAM 29432
Telepon: (0778) 463150 s.d 463153
Fax: (0778) 463143, 464032
PT Indonesia Comnets Plus Jl. Gatot Sobroto kav. 18, JAKARTA 12950
Telepon: (021) 5253019, 5253083, 5253147
Fax: (021) 5253659

TRANSFORMATOR DAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA

Tuban, 05 January 2016

Pengertian Transformator dan Sistem Distribusi Daya
Pengertian Transformator adalah sebuah alat yang mentransfer energi antara 2 sirkuit yang melalui induksi elektromagnetik. Transformer di mungkinkan untuk di gunakan sebagai perubahan tegangan dengan mengubah tegangan sebuah arus bolak balik dari satu tingkat tegangan ke tingkat tegangan lainnya dari input ke input alat tertentu, untuk menyediakan kebutuhan yang berbeda dari sebuah tingkatan arus sebagai sumber arus cadangan, atau bisa juga di gunakan untuk mencocokkan impedansi antara sirkuit elektrik yang tidak sinkron untuk memaksimalkan pertukaran antara 2 sirkuit. Hal ini memungkinkan terjadinya pertambahan daya arus listrik yang terjadi dari sebuah benda yang memiliki arus tegangan listrik yang tidak stabil.
Berikut ini Contoh Gambar dari Pengertian Transformator
elin1
Transmisi daya listrik jarak jauh
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah. 
3.2  Fungsi transformator dan distribusi daya
Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai frekuensi radio dan video, untuk berbagai keperluan. Dalam setiap peralatan yang dibuat dari rangkaian elektronika selalu menggunakan trafo atau transformator.  Yang dimaksud dengan trafo ini adalah alat yang berbentuk gulungan kawat yang ber – fungsi untuk memindahkan tenaga dari input ke output.
Trafo yang dipergunakan dalam rangkaian elektronika berbeda fungsi – nya dengan trafo yang dipergunakan untuk teknik listrik.  Pada trafo untuk keperluan rangkaian elektronika biasanya berbentuk kecil dan dengan arus yang kecil pula, baik untuk trafo input maupun trafo outputnya.Sedangkan kalau pada teknik listrik, meskipun bentuknya hampir sama, namun berbeda fungsi, dalam arti memiliki tegangan arus yang tinggi.  Tetapi dalam bentuk skemanya sama saja, baik untuk trafo arus tinggi, arus rendah, arus sedang, trafo step down.
Lambang untuk trafo dalam skema biasa disingkat Tr atau OT yang berarti output trafo dan IT berarti input trafo.  Jenis komponen ini bermacam-macam.  Sesuai dengan fungsi kegunaannya maka trafo terbagi ke dalam beberapa jenis :
  • Trafo step up/down untuk menaikkan atau menurunkan tegangan.
  • Trafo adaptor untuk mengubah tegangan dari arus AC ke arus DC
  • Trafo IF (frekuensi menengah) untuk penguat frekuensi menengah pada radio penerima.
  • Trafo OT (Out Put) digunakan pada rangkaian penguat, receiver dan perangkat audio atau audio visual.
elin2
Trafo OT (Out Put) digunakan pada rangkaian penguat, receiver dan perangkat audio atau audio visual.Trafo IF (frekuensi menengah) untuk penguat frekuensi menengah pada radio penerima.
Sistem distribusi ini berfungsi untuk penyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar ke konsumen.
Fungsi distribusi tenaga listrik:

  1. Penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat pelanggan.
  2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV, kemudain dinaikan tegangan nya oleh gardu induk dengan transformator step up hingga tegangannya mencapai 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV yang kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.

Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi,
dimana dalam hal ini:
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R).

 prinsip kerja dan pemanfaatan transformator dan distribusi daya

prinsip kerja dan pemanfaatan transformator

Prinsip Kerja Transformator
Komponen Transformator (trafo)
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
komponen transformator
Bagian-Bagian Transformator
Contoh Transformator
bagian transfor

Lambang Transformator
lambang
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Pada skema transformator di bawah, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
prinsip kerja

Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
hubungan rumus
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu:
Vp= tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
  1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
  2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
  1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
  2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
  3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
dsaadada
Sehingga dapat dituliskan:
sgrsgr

Penggunaan Transformator

Power supply (catu daya)
 Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik dan sebagainya.
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V.

Adaptor(penyearaharus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah dengan penyearah arus. Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.

Transmisi daya listrik jarak jauh
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah. 
 
prinsip kerja dan pemanfaatan system distribusi daya

Sistem Tenaga Listrik Fungsi sistem jaringan adalah menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari pusat suplai (gardu induk) ke pusat – pusat /kelompok beban (gardu trafo/distribusi) dan konsumen dengan mutu memadai.
Gardu distribusi adalah suatu tempat/ sarana, dimana terdapat transformator step down yaitu transformator yang menurunkan tegangan dari tegangan menengah menajdi tegangan rendah(sesuai kebutuhan konsumen). Jaringan distribusi berdasarkan letak jaringan terhadap posisi gardu distribusi, dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : Jaringan distribusi primer (jaringan distribusi tegangan menengah). Jaringan distribusi sekunder (jaringan distribusi tegangan rendah).
Jaringan distribusi primer (JDTM) merupakan suatu jaringan yang letaknya sebelum gardu ditribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertegangan menengah (misalnya 6 kV atau 20 kV). hantaran dapat berupa kabel dalam tanah atau saluran/kawat udara yang menghubungkan gardu induk (sekunder trafo) dengan gardu distribusi atau gardu hubung (sisi primer trafo didtribusi).
Jaringan distribusi sekunder (JDTR) merupakan suatu jaringan yang letaknya setelah gardu distribusi berfungsi menyalurkan tenaga listrik bertagangan rendah (misalnya 220 V/380 V). Hantaran berupa kabel tanah atau kawat udara yang menghubungkan dari gardu distribusi (sisi sekunder trafo distribusi) ke tempat konsumen atau pemakai (misalnya industri atau rumah – rumah).
Berdasarkan konfigurasi jaringan, maka sistem jaringan distribusi dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu sistem jaringan distribusi radial, loop dan spindel.
Catu daya berasal dari satu titik sumber dan karena adanya pencabangan – pencabangan tersebut, maka arus beban yang mengalir disepanjang saluran menjadi tidak sama sehingga luas penampang konduktor pada jaringan bentuk radial ini ukurannya tidak sama karena arus yang paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat dengan gardu induk. Sehingga saluran yang paling dekat dengan gardu induk ini ukuran penampangnya relatif besar dan saluran cabang – cabangnya makin ke ujung dengan arus beban yang lebih kecil mempunyai ukuran konduktornya lebih kecil pula.Bentuk jaringan ini merupakan bentuk yang paling sederhana, banyak digunakan dan murah. Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang merupakan sumberdari jaringan itu dan dicabang – cabangkan ke titik – titik beban yang dilayani.
Jaringan ini merupakan bentuk tertutup, disebut juga bentuk jaringan ring. Susunan rangkaian saluran membentuk ring. yang memungkinkan titik beban terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinuitas pelayanan lebih terjamin serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya saluran menjadi lebih kecil.
Struktur jaringan ini merupakan gabungan dari dua buah struktur jaringan radial, dimana pada ujung dari dua buah jaringan dipasang sebuah pemutus (PMT), pemisah (PMS). Pada saat terjadi gangguan, setelah gangguan dapat diisolir, maka pemutus atau pemisah ditutup sehingga aliran daya lidtrik ke bagian yang tidak terkena gangguan tidak terhenti.
Jaringan distribusi spindel merupakan saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM) yang penerapannya sangat cocok di kota – kota besar.

Celebration of PT.Srikandi Indah Motor By PT.PLN ( Persero ) UP3 Bojonegoro ULP Tuban ( Upgrade power 33 KVA - 53 KVA )

PT.PLN ( Persero ) selaku BUMN milik pemerintah selalu memberikan pelayanan yang terbaik untuk para pelanggannya, baik waktu Realisasi se...